Sejujurnya, aku tak bisa bercerita. Ada sesuatu yang mampu membuatku kehilangan kata - kata. Akh, bukan sesuatu, tapi seseorang. Bahkan aku malu menyebutkan namanya.
Aku harus memulai dari mana, pun aku tidak tahu. Ada rasa yang bertumbuh dan bertambah-tambah.
Kamu sebut ini cinta?
Mungkin. Aku bahkan tidak berani menyebutkan namanya.
Kamu sebut ini cinta?
Mungkin. Aku bahkan tidak berani menyebutkan namanya.
Aku pernah jatuh cinta.
Beberapa kali.
Tapi kali ini, aku bahkan sulit mengejanya.
Ini seperti rindu yang tiada habisnya.
Gila, kamu bilang? Tidak.
Aku tidak tergila-gila seperti cinta sebelumnya. Ini bukan cinta dengan tanda seru dimana-mana. Akh, susah sekali menjelaskannya. Tapi aku tahu, kamu juga merasakannya.
Kamu pernah menanam pohon, atau paling tidak mencoba? Mungkin rasanya seperti itu. Ini rasa yang tumbuh perlahan dalam diam. Ini cinta yang dipupuk perlahan. Ini cinta kecil yang tidak menggigit, tidak meledak-ledak, tidak meluap-luap.
Ini adalah cinta yang tiap malam kamu rindukan, bukan kamu impikan dan idam-idamkan.
Ini adalah rindu yang diam-diam kamu panjatkan dalam doa.
Ini adalah rindu yang bisa membuatmu menangis, bukan rindu yang membuatmu berharap.
Ini adalah rindu yang mengetuk dari dalam dan selalu punya cara membuatmu luluh dan terdiam, bukan cinta dengan jutaan kupu-kupu yang adu cantik di perutmu.
Aku rindu...sangat rindu.
Seperti kecintaan pada sesuatu yang kamu tunggu.
Seperti kotak kecil kesayangmu yang diam-diam kamu simpan, padahal ingin sekali kamu tunjukkan.
Mungkin ini cinta. Akh, tapi jangan sebut dulu ia demikian.
Apa aku sudah terdengar menjijikan?
Ini cinta, tanpa tanda baca.
No comments:
Post a Comment