KEPADA OKTOBER

Sepanjang yang aku tahu, tidak ada jarak yang cukup jauh untuk memisahkan seseorang dari ingatannya. perihal kita memang tak pernah larung ke mana pun. Ia karam tepat di kaki kita sendiri, menunggu apa pun yang cukup kuat untuk mengangkatnya kembali ke permukaan pada saat yang paling tepat atau paling sekarat. Rindu salah satunya. Bentangnya kilometer ternyata gagal memisahkan kau dari pikiran aku, bahkan semakin dekat aku rasakan.

Hari-hariku sepi dan menyisakan banyak ruang. Tidak tawa, tidak pula kata lepas terlalu banyak dari bibirku dan karenanya membuat kekosongan ini semakin nyata. Tanpa aku sadari, ingatan-ingatan tentang kau jatuh serupa hujan, menggenang, dan mengenang di dalam memori ku . Aku basah oleh wajah dan tatapan kau.

Rindu juga semacam api abadi yang dicetuskan rentang jarak ketika beradu dengan waktu. semakin lama, setiap apa yang ada dalam hatiku memanas karenanya dan tanpa sadar, aku telah dibakar perasaan ingin bertemu denganmu. Berada jauh dari lengkung senyummu, pelukan mu, hangat tatapan mu, bahkan kemacetan kota yang kita kutuk karena sungguh menghanguskan ruang-ruang kegembiraan.

Setiap yang luang dalam waktu-waktuku berubah menjadi genangan kenangan. Aku berusaha menjangkau ingatan-ingatan tentang kau untuk meredakan diri, tetapi kenangan adalah minyak bagi rindu-rindu yang terlalu. Semakin aku mengingat, semakin besar aku merindukan mu. Ah, tidakkah rindu yang bertumbuh dari masa ke rasa serupa candu?

Mari kita rebahkan cinta. Pada bentang lengan yang erat mendekap. Pada bidang dada yang utuh berdetak. Pada tubir pipi yang bertemu puncak-puncak pundak. Mari kita jatuhkan cinta. Pada kira-kira yang curiga tetapi memilih percaya. Pada amarah juga ciuman yang membakar. Pada bumi yang ditelan gravitasi. Pada hal lain atau waktu yang tak hendak berhenti.

Lengang-lengan jarak tidak mampu merintang ingatan orang-orang yang mencintai. Terlalu banyak perasaan yang bisa muncul dalam kepala perindu meski dari sedikit kenangan. Waktu bahkan mengendur di hadap dekap ingatan. Aku bisa mengukur satu sudut senyummu selambat yang rindu dahagakan. Aku mau dan mampu lesap sebelum lepas dalam tatapan kau. Ingatan penuh hal-hal menyenangkan semacam itu. Di pisah jarak seperti ini, atau di pisah waktu suatu nanti, aku ingin kau tahu seberapa pun jauhnya, ingatan selalu mampu membuat kita tidak pernah ke mana-mana
.
Kau mesti tahu, tak ada seorang lain yang lebih dekat dari jarak kita yang aku cintai selain kau. Kau mesti percaya, sejauh apa pun aku pergi, kaulah letak kepulanganku. Bila kau telah yakin, perihal berikutnya yang aku lakukan akan lebih mudah; meyakinkan Tuhan.

Dalam jangkauan doa,


NA
 

Catatan Gadis Puisi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review