Proyeksi

“Semoga kau tetap ingat apa yang dibutuhkan jiwamu. Bukan kemakmuran, harga diri, dan kepemilikan, tetapi tanggung jawab orang dewasa untuk mencintai..”

-kutipan dari sebuah buku filsafat kuno...
 

AROGANSI RASA


Di tengah pengembaraan seluas semesta yang tak pernah ku gapai oleh tanganku yang sehasta atau oleh kakikku yang begitu cepat merasakan lelahnya, terselip sebuah tanda tanya yang mengusik jiwa. Aku mendapati diriku bukanlah diriku yang sebenarnya, aku sadar tetapi seperti tak sadar,  dan aku hidup seperti tak hidup. Hati ku tiba-tiba berhenti untuk memutar, yang ku temukan hanya kau lah yang ada dalam garis imaji dan batas realitasku.
            Sulit bagiku mengatakan bahwa ‘aku jatuh cinta’ karena jiwaku terbiasa dengan kesendirian dan kesunyian. Kesunyian adalah teman abadi ku bercengkrama dengan malam-malam yang panjang, dinding-dinding kamar yang bisu , nyanyian sabda alam yang mengoyak jiwa, dan sepotong imajinasi liar yang menggumpal di relung batin. Ketika aku jatuh cinta, itu berarti aku harus siap mendapati diriku terbaring tanpa koma oleh cinta yang tiada habisnya, harus siap berteman dengan air mata, bahkan terseok oleh cinta yang fana.
            Sosokmu telah menyentuh garis perasaan dan prinsip ku sebagai perempuan Independen. Kau  seperti virus yang menjangkiti seluruh organ dalam tubuhku. Aku terinfeksi! Jika sudah seperti ini aku harus bagaimana? Membiarkan diriku perlahan terkapar oleh ketidakberdayaan? Atau membunuh secara perlahan virus yang bersemayam? Pahamilah jiwaku secara integral! Bukan parsial dan tanpa makna.
 

Catatan Gadis Puisi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review