/I/
Cecap celoteh mengundang rindu
Bukan pada pita suara yang kerap
Menjatuhkan kerambil pada dahannya
Atau pada segenggam
Legam yang sering tercipta
Bersama keheningan
Aku merindukanmu melalui
Gumpalan awan kelabu
Di penghujung gerimis
Bekas genangan tempat
Itik bersemayam memantulkan
Kejernihan tatapan dari seorang kamu
Aku merindukanmu melalui
Sejumput warna pelangi
Yang saling berkejaran
Seusai hujan
Aku merindukanmu melalui
Hamparan senja berisi
Burung-burung camar
Kicauan mereka menghantarkanku
Pada dekap tubuh yang lekap
Dengan kayu-kayu keropos
Di dalam hutan kehampaan
Padahal aku hanya berbual
Aku merindukanmu seketika
Kata-kata dalam puisimu
Merambat santun lewat retina
Turun ke hati
Sesederhana itu
/II/
Tembok Layu
Tanah Basah
Caping diam
Hujan hanya isyarat
Untaian daun merapal
Lelaki masih bungkam
Membalas dendam
Kemarin dia tergugu kaku
Dalam harapan padang ilalang
Janji dan kunci
Sekarang perempuan ikut ganar
Dipayungi kerinduan
/III/
Waktu terkutuk
Gemar menjahit senja
Namun enggan menenun jingga
Aku hanya mengatakan sabda kerinduan
Yang terlanjur disekap ruang
Apakah kamu juga?
/V/
Cuaca rusuh
Hatiku gaduh
Mataku lengkap dengan pintu biru
Itu
Rindu
Bandung, 1 Januari 2017