Kepada Tanda,
Tanya,
apakah kamu sibuk merindu di sela jemu yang ragu-ragu? Jendela kita,
yang menghadap tembok rumah sebelah sudah bisa dibuka meski temaram
masih menjelaga.
Seru, sudah
tenggak saja basah mimpi malam yang sudah kuendapkan seharian! Matamu
sudah tak sanggup lagi memendar cahya. Redupkan...redupkan sejenak.
Baca, pada koma kesekian, merangkaklah perlahan lewat sela jemariku saat lembar-lembar itu menyerah pada titik. Ada suara yang tak perlu (bisa) kau dengar ketika bibirku beradu.
Tanda,
Aku menyerahkan "sepenuh-
luruh".
Aku menyerahkan "sepenuh-
luruh".
No comments:
Post a Comment