Aku ingin menulis puisi tentang masa depan kita,
mengajarimu pergi atau kembali
sebuah tirakat perihal ziarah atau rumah
di ruang tamu, kita berdiri
menatap aquarium yang tetap sepi
ikan-ikan menetes dan berjatuhan dari matamu
"tetaplah seperti ini," bisikmu
"ikan-ikan ini akan hidup atau mati atau mungkin menelusup ke bola-bola matamu"
sepasang bocah dari masalalu
lahir dari rak-rak album foto yang lembab
mereka yang hidup berbahagia
bersenang-senang dan bertengkar dengan bahagia
karena itu, sekali waktu aku ingin berhenti menulis puisi
mamadamkan lampu
duduk dengan sederhana
menatapmu biasa saja
dan membiarkan ikan-ikan dari mataku menetes,
berlompatan,
merenangi gelas-gelas kopi kita