SIHIR JIWA

Saat perasaan menafsirkan hasrat jiwa dan ku sibukan hati untuk menyimak rahasia-rahasia kalbu. Jantungku berdegup kencang begitu melihat wajahnya. Kembali aku terpukau  bagaikan seorang bayi yang menatap keajaiban dunia. Auranya menembus mataku, langkahnya menusuk telingaku. Tangan cinta telah menyatukan jiwamu dan jiwaku. Karena cinta adalah kekuasaan yang menciptakan hati, sedang hati tak mampu menciptakan cinta. Sayap keceriaan kita rajut bersama hingga membawa kita menuju arah cahaya.

Kau seperti sumber mata air yang memancar dari perut bumi di dataran rendah menjadi danau yang tenang, kemudian membiaskan cahaya rembulan dan gugusan bintang. Kau seperti simphoni sabda alam yang lebih segar dari bisikan-bisikan kehidupan, lebih pahit dari rintihan maut, lebih lembut dari gemerisik sayap dan lebih dalam dari nyanyian ombak. Simphoni yang berdenyut mengalun antara harapan dan putus asa, keyakinan dan keinginan yang menyesap dalam jiwa.  Kau laksana sihir jiwa yang membuatku seperti setangkai bunga mekar di taman hati. Ternyata, hidup ini ternyata lebih lemah dari maut, dan maut lebih lemah dari cinta. 

Namun keindahan itu hanya sesaat untuk ku reguk, kemudian menjadi bias yang tak mampu untuk ku rengkuh. Kau sihir jiwaku lagi seperti singa betina yang kehilangan anaknya, atau dasar lautan yang digetarkan pusaran angin puting beliung. Hanya lambaian keputusasaan yang mengoyak jiwa. Aku merasa terempas dari puncak bukit yang tinggi ke jurang tanpa dasar. Kau menyengatku seperti sengatan kalajengking. Sakit, perih dan luka. 

Aku yang terlalu dalam mencintaimu atau kau yang terlalu pandai menyayatkan nyeri? Kegembiraanku yang membara berganti banjir air mata. Aku diam bagaikan patung. Pandanganku jauh, hambar dan kosong. Mereka melihatku bagaikan melihat korban yang terbujur kaku di jalanan. Tapi, percayalah tuan, melupakanmu itu mudah, semudah kau balikan cinta menjadi dusta.


3 comments:

 

Catatan Gadis Puisi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review